BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia mempunyai berbagai macam daerah yang masing-masing
mempunyai berbagai macam kebudayaan yang dipadukan sehingga disebut sebgai
budaya nasional. Kebiasaan bangsa merupakan gambaran dari bangsa itu dalam
menghadapi kehidupannya. Kebudayaan menurut bahasa Belanda dan Inggris berarti
mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan.Dari sudut bahasa
Indonesia yaitu bentuk jamak dari buddhi yang bararti budi atau akal.
Budaya adalah sebagai suatu
perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, karena
itu mereka membedakan budaya dengan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi
yang berupa cipta, karsa dan rasa. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa
dan rasa tersebut.Masyarakat yang dikelilingi oleh beberapa benda-benda dan merasakan
kehampaan hidup dan kekosongan jiwa akan
makna-makna spiritualitas dan moralitas kemanusiaan.
B. Rumusan Masalah.
1 Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
2. Apa yang menyebabkan budaya dapat berubah?
3.Apa saja yang mendorong kemajuan dalam budaya?
C.
Tujuan
Penulisan
1.Untuk menjelaskan pengertian kebudayaan.
2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan perubahan budaya.
3. Untuk mengetahui yang mendorong kemajuan budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Budaya Tinggi dan Budaya Maju
Budaya adalah
cara manusia memberikan respons kepada lingkungannya agar bisa bertahan
(surviving) dan menang (winning). Budaya
dapat menentukan kemajuan manusia dan mendorong kemajuan manusia. Jika budaya
adalah sebuah strategi untuk bertahan dan menang, kita harus paham bahwa itu
adalah takaran dasar untuk menilai tinggi-rendahnya suatu budaya. Dalam
menghadapi tantangan budaya, budaya yang kita miliki cenderung memilih dua cara
yang berbeda yaitu: membenci atau memusuhi dan mencintai habis-habisan. Aliran
pertama ialah kelompok yang memuja-muja seni tradisi sebagai wujud nyata dari
budaya tinggi. Aliran kedua ialah kelompok yang memperoleh pendidikan dan
pembelajaran dari Barat dan menjadikannya sebagai kiblat.
Kedua cara di
atas ialah kesalahan yang harus dihentikan. Diperlukan penyadaran bahwa budaya
adalah strategi untuk hidup dan maju berkembang. Budaya perlu kita jaga sebagai bagian dari
kekayaan bangsa. Namun, saat ini kita harus lebih banyak membangun “budaya masa
depan”. Mencintai budaya bangsa sendiri itu baik, tapi tidak boleh terlalu
sehingga menjadikan kita terikat pada masa lalu. Kita harus bisa menerima
budaya yang lain akan tetapi harus diseleksi lebih dulu.
Transformasi
kultural pertama yang diperlukan ialah melihat rahasia keunggulan global. Transformasi kedua ialah mempertahankan
ketinggian budaya yang sudah dimiliki. Indonesia sudah memiliki “budaya tinggi”
dan budaya tinggi harus dijaga terutama dalam bentuk kekayaan artefak budaya
masa lalu untuk menjadi unsur pembeda bangsa Indonesia dengan bangsa lain.[1]
B. Nilai Budaya sebagai Pendorong Kemajuan
Kemiskinan
melanda penduduk yang berbeda etnis, agama, dan pendidikan. Ini dapat dilihat
dalam bentuk kampung kumuh dan permukiman liat diberbagai sudut kota. Dalam
upaya memahami gejala kemiskinan, para ahli ilmu-ilmu sosial biasanya mengambil
patokan pada pengalaman sejarah politik dan ekonomi suatu bangsa, seperti
eksploitasi kolonial.
C. Kemajuan Budaya
Perkembangan
ekspresi budaya bernorma positif akan mendapatkan perhatian yang lebih besar
dari masyarakat, sehingga mendukung kemajuan budaya yang akan memiliki
kesempatan berkembang yang lebih luas, dengan diperkecilnya perhatian masyarakat
pada budaya negatif. Dengan keberadaan dominasi budaya Barat yang semakin
merasuk ke dalam kebudayaan pribumi, bangsa Indonesia mau tidak mau menghadapi
beberapa pilihan. [2]
D. Kemunduran Budaya
Kemajuan dan
kemunduran suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kemajuan dan kemunduran budaya.
Kemunduran budaya bisa menjadi penghalang dan penghambat kemajuan bangsa.
Hilangnya
disiplin sebagai budaya yang harusnya dimiliki terus menerus dalam kehidupan
manusia Indonesia telah menyebabkan krisi ini tetap bertahan. Kemunduran budaya bisa juga dilihat dari
melemahnya rasa penghargaan rakyat Indonesia terhadap karya-karya tulis budaya
literer. Negara yang besar ialah yang
masyarakatnya menyukai kebiasaan membaca dan menulis. Kebiasaan budaya baca dan
tulis ini disebut budaya literer.
Ketidakproduktifan
masyarakat Indonesia berhubungan dengan sejarahnya. Sebelum modernisasi masuk,
budaya baca tulis belum lahir disebabkan rakyat saat itu hanya menerima dan
memberi informasi dan pengetahuan berdasarkan dongeng-dongeng yang tersebar,
yang melekat pada pemahaman yang membodohi rakyat dan menguntungkan para raja. Contoh
kemunduran budaya lokal yaitu kasus budaya Jawa. Kemunduran kebudayaan Jawa
mengakibatkan kemunduran negara Indonesia. Contoh kemunduran ialah terpaan
berbagai krisis yang tak pernah selesai dialami oleh bangsa Indonesia. Pakaian
ala Jawa diganti dengan pakaian ala Barat dan nama-nama Jawa dengan Ki dan Nyi
mulai dihilangkan.[3]
E. Budaya Sebagai Sarana
Kemajuan dan Sebagai Ancaman Bagi Manusia
Pada abad ke-19
filsuf hegel membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya
sendiri. Dalam berbudaya manusia tidak menerima begitu saja apa yang disediakan
oleh alam, tetapi ia harus mengubahnya dengan mengembangkannya lebih lanjut.
Dengan berbuat demikian, akan terjadi
jurang antara manusia dan dirinya. Itulah yang dimaksud dengan keterlepasan
atau keterasingan yang menyebabkan terjadinya ketegangan yang terus menerus.
1. Budaya Membutuhkan Etika
Menurut Calvin,
di dalam alam maupun budaya tersembunyilah bahaya, dalam menelaah alam dan
budaya, manusia menemukan unsur dosa melihat di dalamnya. Calvin sendiri masih
engakui bahwa seni itu penting bagi kehidupan manusia, tetapi penanganannya
harus dilakukan secara sederhana saja.
Hoenderdaal
menyimpulkan bahwa budaya merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik sebagai
hala yang berharga sehingga harus dikerjanya, maupun sebagai yang tak berharga
sehingga harus dijauhi. Budaya harus kita dekati, tetapi jika gegabah
memandangnya, hal itu akan mengancam kelestarian kita sendiri.[4]
2. Produktivitas
Kemajuan
teknologi merupakan salah satu sisi untuk meningkatkan produktivitas, sisi yang
lain adalah penambahan modal dan tenaga kerja akan menambah kuantitas output
produksi. Artinya, bila sejumlah modal atau tenaga kerja dilibatkan dalam
proses suatu produksi, akan dihasilkan tambahan hasil produksi sejumlah
tertentu.
Semakin banyak
tenaga kerja yang dipergunakan, semakin meningkat pula produksi. Hanya saja
apabila penggunaan tenaga telah mencapai puncaknya, dalam arti penambahan
tenaga kerja sudah tidak efektif lagi, diperlukan penambahan modal.
Untuk menaikkan
produktifitas barang modal adalah dengan menggunakan teknologi modern, dan
untuk meningkatkan produktifitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan,
latihan, serta alih teknologi. Banyak sekali sumber daya manusia yang tidak
produktif hanya karena mereka tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Untuk itu,
pendidikan dan latihan yang berorientasi pada perwujudannya manusia mandiri
sangat diperlukan.
3. Kemiskinan
Kemiskinan
sering diidentifikasikan dengan kekurangan, terutama kekurangan bahan pokok seperti
pangan, sandang, papa. Kemiskinan bagaikan penyakit yang harus diberantas.
Namun upaya memberantas tidak selalu membawa hasil karena masalah memang
kompleks.Untuk mengatasi kemiskinan, paling tidak harus dilihat dari konteks
masalahnya. Kemiskinan timbul dari beberapa faktor yang setiap faktornya
memerlukan penanganan khusus.[5]
a.
Terbatasnya
Sumber Daya Alam
Sumber daya alam pada hakikatnya adalah karunia Tuhan. Sumber daya
alam adalah semua benda yang merupakan hadiah alam, baik yang dipergunakan
dalam proses produksi. Sumber daya alam bukanlah pilihan atau buatan manusia
tetapi sudah tersedia di bumi, dan manusia dapat mengambil manfaat darinya. Sumber
daya alam masih memerlukan pengolahan yang baik. Pengolohan yang kurang baik,
selain tidak dapat memberikan manfaat yang optimal, juga tidak dapat
dilestarikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Sumber daya
alam ini, ada yang dapat depertbaharui
seperti kekayaan hutan yang berupa flora dan faunannya dan sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui seperti bumi, emas, nikel, baja, dan sebagainya,
sehingga untuk kelestariaanya sumber daya alam ini perlu adanaya keonverensi
dan aturan untuk mengelola sumber daya alam ini.Pengelolaan yang baik akan
memberikan kemakmuran, sedangkan kemakmuran merupakan ukuran tingkat kesejahteraan
suatu bangsa.
b. Terbatasnya Sumber Daya Manusia
Bahwa sumber
daya alam tidak dengan sendirinya
menjadi sediaan yang langsung bermanfaat untuk menutupi kebutuhan hidup
manusia. Banyak sumber daya alam yang memerlukan pengolahan. Tentu dalam hal
ini manusia sebagai subjeknya harus mampu mengolahnya. Sumber daya alam yang
tidak pernah dijamah oleh manusia, selamanya tiak akan pernah memberi manfaat.
Kelangkaan sumber daya manusia ini pada suatu daerah atau negera menyebebkan
sumber daya alamnya tidak dapat dikelola dengan sempurna.
Di daerah atau
negara yang sumber daya manuasianya sedikit walaupun kaya sumber daya alam, ia
tetap tidak menikmati sumber daya alam itu. Sebagai contoh, daerah luar jawa
yang tanahnya subur dan kaya akan sumber daya alam, tidak dapat menberikan
mafaat yang optimal karena belum dikelola dengan baik. Untuk mengelola sumber
daya alam itu, diperlukan tenaga manusia maka
dengan transmigrasi sumber daya alam itu dapat dikelola dan dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.[6]
c. Terbatasnya barang Modal
Terbatasnya
barang modal menyebabkan suatu bangsa tidak tepat berbuat banyak. Kalau suatu
negara cukup kaya sumber daya alam dan cukup tersedia sumber daya manusia, tetapi apabila tidak mempunyai barang modal, kekayaannya
itu belum siap belum bisa diambil manfaatnyaBarang modal sebagai faktor
produksi. Harus ada disamping sumber sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Hilangnya salah satu dari ketiga komponen itu mengebabkan tidak berjalannya
produksi.
d. Rendahnya Produktivitas
Kemiskinan
suatu negara dapat disebabkan oleh rendahnya produktivitas sumber daya manusia
dan barang modal. Sumber daya manusia yang dimilikinya tidak mampu banyak
berbuat untuk mengejar ketinggalanya dari negara maju, karena memang produktivitasnya
sangat rendah. Bagitu juga kondisi barang modal yang dimiliki sangat sederhana
sehingga produktifitasnya sangat rendah. Bagi negara yang produktivitas sumber
daya manusia dan barang modalnya sangat rendah, tentu sulit untuk menutupi
kebutuhan-kebutuhan rakyatnya, sehingga ia selalu berada dalam kekurangan. Agar
sumber daya alam itu tidak musnah seperti bahan tambang yang tidak
diperbaharui, penggunaanya diataur pada batas-batas tertuntu agar tidak habis
dalam waktu yang relatif singkat.
e. Rendahnya pendidikan
Sering kali
kesejahteraan suatu bangsa diukur dengan tingkat pendidikan rakyatnya. Dinegara
maju tingkat pendidikan rekyat cukup tinggi, sebaliknya dinegara miskin tingkat
pendidikan rakyat sangat rendah. Itulah
sebabnya, sumber daya manusianya tidak mempungai keahlian atau keterampilan
yang cukup berperan dalam pengembangan bangsanya. Usaha untuk meningkatkan
keterampilan atau kecakapan rakyatnya melalui pendidikan, tidak akan pernah
tersedia tenaga-tenaga trampil dan berkemampuan untuk menggerakkan bangsa dan
negaranya.[7]
F.
Hal yang Menyebabkan Adanya Perubahan Budaya
Perubahan
sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan polabudaya
dalam suatu masyarakat.Faktor pendorong perubahan:
1. Terjadinya kontak atau sentuhan
dengan kebudayaan lain
Bertemunya
budaya yang berbeda menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu
menghimpun berbagai penemuan yang telah dihasilkan, baik dari budaya asli
maupun budaya asing, dan bahkan hasil perpaduannya. Hal ini dapat mendorong
terjadinya perubahan dan tentu akan memperkaya kebudayaan yang ada.[8]
2. Sistem pendidikan formal yang
maju
Pendidikanmerupakan
salah satu faktor yang bisa mengukur tingkat kemajuan sebuah masyarakat.
Pendidikan telah membuka pikiran dan membiasakan berpola pikir ilmiah,
rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai
apakah kebudayaan masyarakatnya memenuhi perkembangan zaman, dan perlu sebuah
perubahan atau tidak.
3. Sikap menghargai hasil karya
orang dan keinginan untuk maju
Sebuah hasil
karya bisa memotivasi seseorang untuk mengikuti jejak karya. Orang yang
berpikiran dan berkeinginan maju senantiasa termotivasi untuk mengembangkan
diri.
4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan
yang menyimpang
Penyimpangan
sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat
merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya. Untuk itu, toleransi
dapat diberikan agar semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
5. Sistem terbuka dalam
lapisan-lapisan masyarakat
Open
stratification atau sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal
atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak
lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya.
Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan
kemampuan dirinya.
6. Penduduk yang heterogen
Masyarakatheterogen
dengan latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi
pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian
merupakan pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam masyarakat untuk
mencapai keselarasan sosial.[9]
7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap
bidang-bidang tertentu
Rasa tidak puas
bisa menjadi sebab terjadinya perubahan. Ketidakpuasan menimbulkan reaksi
berupa perlawanan, pertentangan, dan berbagai gerakan revolusi untuk
mengubahnya.
8. Orientasi ke masa depan
Kondisiyang
senantiasa berubah merangsang orang mengikuti dan menyesuaikan dengan
perubahan. Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat
masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan
baru.
9. Nilai bahwa manusia harus selalu
berusaha untuk perbaikan hidup
Usaha merupakan
keharusan bagi manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas
dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Usaha-usaha ini merupakan faktor
terjadinya perubahan.[10]
Adapun Faktor Intern antara lain:
a.
Bertambah
dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
b.
Adanya
Penemuan Baru:
1) Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada
2) Invention : penyempurnaan penemuan baru
3) Innovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada.
Faktoreksternantara lain:
a.
Perubahan
alam
b.
Peperangan
c.
Pengaruh
kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran
antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi
(pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas
budaya lama tidak tampak lagi). [11]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Budaya dalam bangsa Indonesia memiliki beraneka ragam, budaya
tersebut bisa mendorong terjadinya kemajuan dan menyebabkan kemiskinan.
Budaya-budaya itu tidak hanya budaya asli Indonesia tetapi juga ada yang di
pengaruhi oleh budaya yang datang dari luar.
Budaya-budaya yang datang dari luar perlu di pertimbangkan sesuai dengan ajaran Islam. Budaya pada
dasarnya tumbuh di masyarakat melalui interaksinya, komunikasi yang dilakukan,
baik itu secara langsung ataupun tidak langsung.
B. Saran
Demikian
makalah Ilmu Budaya Dasar yang kami buat. Makalah ini bejumlah mencakup semua
yang ada pada materi ini, tetapi kami berharap tetap ada manfaatnya. Akhirnya
tegur sapa dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan
demi perbaikan, karena tidak ada manusia yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu, Ramdani.2008.Ilmu Budaya
Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Mawardi. 2009. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya
Dasar. Bandung: CV. Pustka Setia.
Muin,Dianto.
2006. Sosiologi. Jakarta:Erlangga.
Gazalba, Sidi.1966.
Antropologi Budaya. Jakarta:Bulan Bintang.
[4]Mawardi, Ilmu
Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: CV. Pustka
Setia,2009), hlm.185.
[5]Mawardi, Ilmu
Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: CV. Pustka
Setia,2009), hlm.187.
[6]Mawardi, Ilmu
Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: CV. Pustka
Setia,2009), hlm.186.
[7]Mawardi, Ilmu
Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: CV. Pustka
Setia,2009), hlm.189.
[9] Dianto Muin, Sosiologi,
(Jakarta: Erlangga,2006), hlm.12.
[10]Dianto Muin, Sosiologi,
(Jakarta: Erlangga,2006), hlm.13.
No comments:
Post a Comment