Friday 6 January 2017

BUDAYA MENDORONG KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Indonesia mempunyai berbagai macam daerah yang masing-masing mempunyai berbagai macam kebudayaan yang dipadukan sehingga disebut sebgai budaya nasional. Kebiasaan bangsa merupakan gambaran dari bangsa itu dalam menghadapi kehidupannya. Kebudayaan menurut bahasa Belanda dan Inggris berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan.Dari sudut bahasa Indonesia yaitu bentuk jamak dari buddhi yang bararti budi atau akal.
Budaya  adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, karena itu mereka membedakan budaya dengan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.Masyarakat yang dikelilingi oleh beberapa benda-benda dan merasakan kehampaan hidup dan kekosongan  jiwa akan makna-makna spiritualitas dan moralitas kemanusiaan.

 B. Rumusan Masalah.
1 Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
2. Apa yang menyebabkan budaya dapat berubah?
3.Apa saja yang mendorong kemajuan dalam budaya?

 C.  Tujuan Penulisan
1.Untuk menjelaskan pengertian kebudayaan.
2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan perubahan budaya.
3. Untuk mengetahui yang mendorong kemajuan budaya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Budaya Tinggi dan Budaya Maju
Budaya adalah cara manusia memberikan respons kepada lingkungannya agar bisa bertahan (surviving) dan menang (winning).  Budaya dapat menentukan kemajuan manusia dan mendorong kemajuan manusia. Jika budaya adalah sebuah strategi untuk bertahan dan menang, kita harus paham bahwa itu adalah takaran dasar untuk menilai tinggi-rendahnya suatu budaya. Dalam menghadapi tantangan budaya, budaya yang kita miliki cenderung memilih dua cara yang berbeda yaitu: membenci atau memusuhi dan mencintai habis-habisan. Aliran pertama ialah kelompok yang memuja-muja seni tradisi sebagai wujud nyata dari budaya tinggi. Aliran kedua ialah kelompok yang memperoleh pendidikan dan pembelajaran dari Barat dan menjadikannya sebagai kiblat.
Kedua cara di atas ialah kesalahan yang harus dihentikan. Diperlukan penyadaran bahwa budaya adalah strategi untuk hidup dan maju berkembang.  Budaya perlu kita jaga sebagai bagian dari kekayaan bangsa. Namun, saat ini kita harus lebih banyak membangun “budaya masa depan”. Mencintai budaya bangsa sendiri itu baik, tapi tidak boleh terlalu sehingga menjadikan kita terikat pada masa lalu. Kita harus bisa menerima budaya yang lain akan tetapi harus diseleksi lebih dulu.
Transformasi kultural pertama yang diperlukan ialah melihat rahasia keunggulan global.  Transformasi kedua ialah mempertahankan ketinggian budaya yang sudah dimiliki. Indonesia sudah memiliki “budaya tinggi” dan budaya tinggi harus dijaga terutama dalam bentuk kekayaan artefak budaya masa lalu untuk menjadi unsur pembeda bangsa Indonesia dengan bangsa lain.[1]

B. Nilai Budaya sebagai Pendorong Kemajuan
Kemiskinan melanda penduduk yang berbeda etnis, agama, dan pendidikan. Ini dapat dilihat dalam bentuk kampung kumuh dan permukiman liat diberbagai sudut kota. Dalam upaya memahami gejala kemiskinan, para ahli ilmu-ilmu sosial biasanya mengambil patokan pada pengalaman sejarah politik dan ekonomi suatu bangsa, seperti eksploitasi kolonial.

C. Kemajuan Budaya
Perkembangan ekspresi budaya bernorma positif akan mendapatkan perhatian yang lebih besar dari masyarakat, sehingga mendukung kemajuan budaya yang akan memiliki kesempatan berkembang yang lebih luas, dengan diperkecilnya perhatian masyarakat pada budaya negatif. Dengan keberadaan dominasi budaya Barat yang semakin merasuk ke dalam kebudayaan pribumi, bangsa Indonesia mau tidak mau menghadapi beberapa pilihan. [2]

D. Kemunduran Budaya
Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kemajuan dan kemunduran budaya. Kemunduran budaya bisa menjadi penghalang dan penghambat kemajuan bangsa.
Hilangnya disiplin sebagai budaya yang harusnya dimiliki terus menerus dalam kehidupan manusia Indonesia telah menyebabkan krisi ini tetap bertahan.  Kemunduran budaya bisa juga dilihat dari melemahnya rasa penghargaan rakyat Indonesia terhadap karya-karya tulis budaya literer.  Negara yang besar ialah yang masyarakatnya menyukai kebiasaan membaca dan menulis. Kebiasaan budaya baca dan tulis ini disebut budaya literer.
Ketidakproduktifan masyarakat Indonesia berhubungan dengan sejarahnya. Sebelum modernisasi masuk, budaya baca tulis belum lahir disebabkan rakyat saat itu hanya menerima dan memberi informasi dan pengetahuan berdasarkan dongeng-dongeng yang tersebar, yang melekat pada pemahaman yang membodohi rakyat dan menguntungkan para raja. Contoh kemunduran budaya lokal yaitu kasus budaya Jawa. Kemunduran kebudayaan Jawa mengakibatkan kemunduran negara Indonesia. Contoh kemunduran ialah terpaan berbagai krisis yang tak pernah selesai dialami oleh bangsa Indonesia. Pakaian ala Jawa diganti dengan pakaian ala Barat dan nama-nama Jawa dengan Ki dan Nyi mulai dihilangkan.[3]

E.  Budaya Sebagai Sarana Kemajuan dan Sebagai Ancaman Bagi Manusia
Pada abad ke-19 filsuf hegel membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya sendiri. Dalam berbudaya manusia tidak menerima begitu saja apa yang disediakan oleh alam, tetapi ia harus mengubahnya dengan mengembangkannya lebih lanjut. Dengan  berbuat demikian, akan terjadi jurang antara manusia dan dirinya. Itulah yang dimaksud dengan keterlepasan atau keterasingan yang menyebabkan terjadinya ketegangan yang terus menerus.
1. Budaya Membutuhkan Etika
Menurut Calvin, di dalam alam maupun budaya tersembunyilah bahaya, dalam menelaah alam dan budaya, manusia menemukan unsur dosa melihat di dalamnya. Calvin sendiri masih engakui bahwa seni itu penting bagi kehidupan manusia, tetapi penanganannya harus dilakukan secara sederhana saja.
Hoenderdaal menyimpulkan bahwa budaya merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik sebagai hala yang berharga sehingga harus dikerjanya, maupun sebagai yang tak berharga sehingga harus dijauhi. Budaya harus kita dekati, tetapi jika gegabah memandangnya, hal itu akan mengancam kelestarian kita sendiri.[4]
2.  Produktivitas
Kemajuan teknologi merupakan salah satu sisi untuk meningkatkan produktivitas, sisi yang lain adalah penambahan modal dan tenaga kerja akan menambah kuantitas output produksi. Artinya, bila sejumlah modal atau tenaga kerja dilibatkan dalam proses suatu produksi, akan dihasilkan tambahan hasil produksi sejumlah tertentu.
Semakin banyak tenaga kerja yang dipergunakan, semakin meningkat pula produksi. Hanya saja apabila penggunaan tenaga telah mencapai puncaknya, dalam arti penambahan tenaga kerja sudah tidak efektif lagi, diperlukan penambahan modal.
Untuk menaikkan produktifitas barang modal adalah dengan menggunakan teknologi modern, dan untuk meningkatkan produktifitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan, latihan, serta alih teknologi. Banyak sekali sumber daya manusia yang tidak produktif hanya karena mereka tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Untuk itu, pendidikan dan latihan yang berorientasi pada perwujudannya manusia mandiri sangat diperlukan.
3.  Kemiskinan
Kemiskinan sering diidentifikasikan dengan kekurangan, terutama kekurangan bahan pokok seperti pangan, sandang, papa. Kemiskinan bagaikan penyakit yang harus diberantas. Namun upaya memberantas tidak selalu membawa hasil karena masalah memang kompleks.Untuk mengatasi kemiskinan, paling tidak harus dilihat dari konteks masalahnya. Kemiskinan timbul dari beberapa faktor yang setiap faktornya memerlukan penanganan khusus.[5]
a.    Terbatasnya Sumber Daya Alam
Sumber daya alam pada hakikatnya adalah karunia Tuhan. Sumber daya alam adalah semua benda yang merupakan hadiah alam, baik yang dipergunakan dalam proses produksi. Sumber daya alam bukanlah pilihan atau buatan manusia tetapi sudah tersedia di bumi, dan manusia dapat mengambil manfaat darinya. Sumber daya alam masih memerlukan pengolahan yang baik. Pengolohan yang kurang baik, selain tidak dapat memberikan manfaat yang optimal, juga tidak dapat dilestarikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Sumber daya alam  ini, ada yang dapat depertbaharui seperti kekayaan hutan yang berupa flora dan faunannya dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti bumi, emas, nikel, baja, dan sebagainya, sehingga untuk kelestariaanya sumber daya alam ini perlu adanaya keonverensi dan aturan untuk mengelola sumber daya alam ini.Pengelolaan yang baik akan memberikan kemakmuran, sedangkan kemakmuran merupakan ukuran tingkat kesejahteraan suatu bangsa.
b. Terbatasnya Sumber Daya Manusia
Bahwa sumber daya  alam tidak dengan sendirinya menjadi sediaan yang langsung bermanfaat untuk menutupi kebutuhan hidup manusia. Banyak sumber daya alam yang memerlukan pengolahan. Tentu dalam hal ini manusia sebagai subjeknya harus mampu mengolahnya. Sumber daya alam yang tidak pernah dijamah oleh manusia, selamanya tiak akan pernah memberi manfaat. Kelangkaan sumber daya manusia ini pada suatu daerah atau negera menyebebkan sumber daya alamnya tidak dapat dikelola dengan sempurna.
Di daerah atau negara yang sumber daya manuasianya sedikit walaupun kaya sumber daya alam, ia tetap tidak menikmati sumber daya alam itu. Sebagai contoh, daerah luar jawa yang tanahnya subur dan kaya akan sumber daya alam, tidak dapat menberikan mafaat yang optimal karena belum dikelola dengan baik. Untuk mengelola sumber daya alam itu, diperlukan tenaga manusia maka  dengan transmigrasi sumber daya alam itu dapat dikelola dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.[6]
c. Terbatasnya barang Modal
Terbatasnya barang modal menyebabkan suatu bangsa tidak tepat berbuat banyak. Kalau suatu negara cukup kaya sumber daya alam dan cukup tersedia sumber daya manusia,  tetapi apabila tidak mempunyai barang modal, kekayaannya itu belum siap belum bisa diambil manfaatnyaBarang modal sebagai faktor produksi. Harus ada disamping sumber sumber daya alam dan sumber daya manusia. Hilangnya salah satu dari ketiga komponen itu mengebabkan tidak berjalannya produksi.
d. Rendahnya Produktivitas
Kemiskinan suatu negara dapat disebabkan oleh rendahnya produktivitas sumber daya manusia dan barang modal. Sumber daya manusia yang dimilikinya tidak mampu banyak berbuat untuk mengejar ketinggalanya dari negara maju, karena memang produktivitasnya sangat rendah. Bagitu juga kondisi barang modal yang dimiliki sangat sederhana sehingga produktifitasnya sangat rendah. Bagi negara yang produktivitas sumber daya manusia dan barang modalnya sangat rendah, tentu sulit untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan rakyatnya, sehingga ia selalu berada dalam kekurangan. Agar sumber daya alam itu tidak musnah seperti bahan tambang yang tidak diperbaharui, penggunaanya diataur pada batas-batas tertuntu agar tidak habis dalam waktu yang relatif singkat.
e. Rendahnya pendidikan
Sering kali kesejahteraan suatu bangsa diukur dengan tingkat pendidikan rakyatnya. Dinegara maju tingkat pendidikan rekyat cukup tinggi, sebaliknya dinegara miskin tingkat pendidikan rakyat sangat rendah.  Itulah sebabnya, sumber daya manusianya tidak mempungai keahlian atau keterampilan yang cukup berperan dalam pengembangan bangsanya. Usaha untuk meningkatkan keterampilan atau kecakapan rakyatnya melalui pendidikan, tidak akan pernah tersedia tenaga-tenaga trampil dan berkemampuan untuk menggerakkan bangsa dan negaranya.[7]

F.  Hal yang Menyebabkan Adanya Perubahan Budaya
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan polabudaya dalam suatu masyarakat.Faktor pendorong perubahan:
1. Terjadinya kontak atau sentuhan dengan kebudayaan lain
Bertemunya budaya yang berbeda menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun berbagai penemuan yang telah dihasilkan, baik dari budaya asli maupun budaya asing, dan bahkan hasil perpaduannya. Hal ini dapat mendorong terjadinya perubahan dan tentu akan memperkaya kebudayaan yang ada.[8]
2. Sistem pendidikan formal yang maju
Pendidikanmerupakan salah satu faktor yang bisa mengukur tingkat kemajuan sebuah masyarakat. Pendidikan telah membuka pikiran dan membiasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya memenuhi perkembangan zaman, dan perlu sebuah perubahan atau tidak.
3. Sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju
Sebuah hasil karya bisa memotivasi seseorang untuk mengikuti jejak karya. Orang yang berpikiran dan berkeinginan maju senantiasa termotivasi untuk mengembangkan diri.
4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya. Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
5. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat
Open stratification atau sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
6. Penduduk yang heterogen
Masyarakatheterogen dengan latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian merupakan pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam masyarakat untuk mencapai keselarasan sosial.[9]
7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu
Rasa tidak puas bisa menjadi sebab terjadinya perubahan. Ketidakpuasan menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan berbagai gerakan revolusi untuk mengubahnya.


8. Orientasi ke masa depan
Kondisiyang senantiasa berubah merangsang orang mengikuti dan menyesuaikan dengan perubahan. Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru.
9. Nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk perbaikan hidup
Usaha merupakan keharusan bagi manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Usaha-usaha ini merupakan faktor terjadinya perubahan.[10]
Adapun Faktor Intern antara lain:
a.    Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
b.    Adanya Penemuan Baru:
1)      Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada
2)      Invention : penyempurnaan penemuan baru
3)      Innovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada.
Faktoreksternantara lain:
a.     Perubahan alam
b.    Peperangan
c.    Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi). [11]




BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Budaya dalam bangsa Indonesia memiliki beraneka ragam, budaya tersebut bisa mendorong terjadinya kemajuan dan menyebabkan kemiskinan. Budaya-budaya itu tidak hanya budaya asli Indonesia tetapi juga ada yang di pengaruhi oleh budaya yang datang dari luar.
Budaya-budaya yang datang dari luar perlu di pertimbangkan  sesuai dengan ajaran Islam. Budaya pada dasarnya tumbuh di masyarakat melalui interaksinya, komunikasi yang dilakukan, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung.
B.     Saran
Demikian makalah Ilmu Budaya Dasar yang kami buat. Makalah ini bejumlah mencakup semua yang ada pada materi ini, tetapi kami berharap tetap ada manfaatnya. Akhirnya tegur sapa dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan, karena tidak ada manusia yang sempurna.

  
DAFTAR PUSTAKA

Wahyu, Ramdani.2008.Ilmu Budaya Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Mawardi. 2009. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar. Bandung: CV. Pustka Setia.

Muin,Dianto. 2006. Sosiologi. Jakarta:Erlangga.

Gazalba, Sidi.1966. Antropologi Budaya. Jakarta:Bulan Bintang.



[1]Ramdani Wahyu, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), hlm. 225.
[2]Ramdani Wahyu, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), hlm.245- 246.
[3]Ramdani Wahyu, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008),  hlm.228.
[4]Mawardi, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: CV. Pustka Setia,2009), hlm.185.
[5]Mawardi, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: CV. Pustka Setia,2009), hlm.187.
[6]Mawardi, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: CV. Pustka Setia,2009), hlm.186.
[7]Mawardi, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: CV. Pustka Setia,2009), hlm.189.
[8]Dianto Muin, Sosiologi,(Jakarta:Erlangga,2006), hlm.11.
[9] Dianto Muin, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga,2006), hlm.12.
[10]Dianto Muin, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga,2006), hlm.13.
[11]Sidi Gazalba,Antropologi Budaya,(Jakarta:Bulan Bintang,1966), hlm.130.

No comments:

Post a Comment