Friday, 6 January 2017

MANUSIA DAN PENDERITAAN




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukur sebarapa kuat iman kepada-Nya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah. Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga Tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita.
Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa,  menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, terdapat beberapa hal yang perlu di perhatikan, seperti :
1.      Apa pengertian dari penderitaan ?
2.      Apa pengertian siksaan ?
3.      Apa pengertian kekalutan mental ?
4.      Apa hubungan antara penderitaan dan perjuangan ?
5.      Apa hubungan penderitaan, media massa, dan seniman ?
6.      Apa penyebab timbulnya penderitaan ?
7.      Apa pengaruh penderitaan ?

C.    Tujuan
Berfokus pada rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk :
1.      Untuk mengetahui pengertian penderitaan
2.       Untuk mengetahui pengertian siksaan
3.      Untuk mengetahui pengertian kekalutan mental
4.      Untuk mengetahui apa hubungan antara penderitaan dan perjuangan
5.      Untuk mengetahui hubungan penderitaan, media massa, dan seniman
6.      Untuk mengetahui sebab timbulnya penderitaan
7.      Untuk mengetahui pengaruh penderitaan
  

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.[1]
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda-beda. Manusia dikatakan menderita apabila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain-lain. Penderitaan ada yang ringan dan ada yang berat. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan juga merupakan teguran Tuhan kepada Umat-Nya agar manusia sadar untuk tidak berpaling dari-Nya.
Penyebab munculnya penderitaan antara lain sebagai berikut[2] :
1.      Penderitaan yang muncul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan muncul disebabkan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya baik dengan antar sesama manusia ataupun dengan alam. Contohnya pada hubungan bermasyarakat, ada kalanya di dalam bermasyarakat terdapat perbedaan pendapat yang dapat menimbulkan perselisihan di antara satu dengan yang lainnya, hal ini bisa saja mengakibatkan timbulnya rasa dengki, marah, bahkan saling menuduh atau menjelek-jelekkan.
Ketidakharmonisan dengan alam juga dapat membawa penderitaan. Contohnya yang terjadi saat ini, yaitu bencana alam terjadi di mana-mana. Karena kesalahan manusia terhadap alam lah yang membuat alam menjadi rusak dan tidak bersahabat lagi dengam manusia, maka muncul lah penderitaan pada setiap orang yang terkena bencana alam.
2.      Penderitaan yang muncul karena suatu penyakit atau siksaan.
     Penderitaan dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan/azab dari Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha untuk manusia mengatasi penderitaan itu.
Penderitaan bagi manusia akan menimbulkan dampak, di antaranya: dapat berupa kekecewaan, duka, kesedihan, kekacauan hati dan pikiran. Tidak dapat dipungkiri jika suatu penderitaan yang dialami oleh setiap orang, masih banyak yang berpandangan bahwa penderitaan hanya membawa dampak buruk atau pengaruh buruk bagi mereka.
Tanpa disadari jika mereka berusaha berpikir dan menggali makna dari penderitaan tersebut sebenarnya memiliki suatu arti berupa pelajaran bagi setiap individu tersebut. Jika individu yang mengalami penderitaan mempunyai kepribadian yang sabar maka dampak yang ditimbulkan akan membuat orang ini semakin tabah, ulet,  dan menjadi energi untuk bangkit dan menjadikan seseorang jauh lebih baik dari sebelumnya.

B.     Siksaan
Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya. Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, mendapatkan pengakuan palsu atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan.
Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. [3]
Siksaan yang bersifat psikis yaitu :
1.      Kebimbangan
Kebimbangan memiliki arti tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan dipilih. Hal ini akan di alami oleh seseorang apabila ia tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan diambil. Lamanya kebimbangan ini dapat teratasi tergantung dari kekuatan berpikir seseorang.
Akibat dari kebimbangan seseorang berada pada keadaan yang tidak menentu sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
2.      Kesepian
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia dalam lingkungan  orang ramai. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami seseorang. Kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin, sebagai homo socius, seseorang perlu kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat mencari teman yang dapat diajak untuk berkomunikasi.
Pada umumnya orang yang dapat dijadikan teman duka adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya  itu, selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan,khususnya yang dapat bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
3.      Ketakutan
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, dan sebenarnya tidak ada perlunya maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya.
Sementara pada orang yang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Hal-hal yang dapat menyebabkan seseorang menjadi ketakutan yakni[4]:
1.      Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah rasa takut yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
2.      Gamang
Gamang merupakan ketakutan bila  seseorang di tampat yang tinggi.
3.      Kegelapan
Kegelapan merupakan suatu ketakutan  seseorang bila ia berada di tempatyang gelap

4.      Kesakitan
Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan.
5.      Kegagalan
Kegagalan merupakan dari seseorang  disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.

C.    Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.[5]
Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
1.      Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
2.      Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
3.      Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
4.      Komunikasi sosial putus.
5.      Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis).
6.      Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Tahap-tahap ganggungan kejiwaan :
1.      Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
2.      Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara pebenahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gangguanan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru cepat memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
3.      Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
4.      Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5.      Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
6.      Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1.      Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
2.      Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
3.      Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting sebagai rasa rendah diri yang lari ke alam fantasi.

D.    Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Ar-ra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.[6]
Apabila kita memperhatikan membaca riwayat para pemimpin bangsa, orang-orang besar dunia, sebagian kehidupannya dilalui penderitaan dan penuh perjuangan. Pemimpin kita Bung Karno dan Bung Hatta berapa lama mendekam dalam penjara colonial karena perjuangannya memerdekakan bangsa.  Demikian juga pemimpin-pemimpin kita yang lain, mengalami penderitaan, baik berat maupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan seseorang.
Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.

E.     Penderitaan, Media Massa, dan Seniman
Penderitaan pastilah semua orang pernah merasakannya. Namun semakin maju suatu zaman maka kemungkinan penderitaannya juga akan semakin besar. Kemajuan teknologi juga merupakan salah satu faktor penyebabnya yaitu seperti penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Contoh  sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusai adalah kecelakaan, bencana alam dan lain-lain. Contohnya tenggelamnya kapal laut, meletusnya gunung berapi, tsunami dan sebagainya bisa membuat manusia menderita karena bencana tersebut.
Berita mengenai penderitaan manusia ramai mengisi lembaran koran, layar kaca dan berbagai media informasi lainnya. Berita-berita tersebut ditayangkan dengan tujuan agar semua orang mendapatkan informasi tentang dunia luar dan dapat ikut bersimpati. Dengan demikian diharapkan dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu yaitu seperti memberikan bantuan. Bantuan yang datang bisa secara perseorangan atau kelompok atau bisa juga dari sebuah organisasi tertentu.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan kepada masyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat dengan segera manusia dapat menentukan sikap yaitu untuk bersimpati atau tidak. Selain itu komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya juga tidak kalah pentingnya, sehingga para pembaca, penonton dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.[7]

F.     Penderitaan dan Sebab-sebabnya
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1.      Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk.[8]

2.      Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan juga dapat terjadi karena penyakit, siksaan / azab Tuhan. Kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.

G.    Pengaruh Penderitaan
Setiap penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh baik positif maupun negatif.[9]
1.      Pengaruh Negatif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin memperoleh pengaruh bermacam- macam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap negative, misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri.
2.      Pengaruh Positif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin juga akan memperoleh sikap positif dalam dirinya. Sikap positif adalah sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan hanya rangkaian penderitaan, melaikan juga perjuangan membebaskan diri dari penderitaan. Penderitaan juga bisa menjadi introspeksi diri bagi diri kita agar bisa mengoreksi semua kesalahan yang ada dalam diri kita agar kehidupan kita jauh lebih baik.
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai.


H.    Cara Mengatasi Penderitaan
Penderitaan yang sudah menjadi takdir atau pun nasib kita sebenarnya bisa kita hindari karena yang membuat hidup kita menderita adalah perbuatan yang kita lakukan. Penderitaan bisa kita atasi dengan cara[10] :
1.      Memulai sesuatu hal dengan hal yang baik, dengan cara ini penderitaan bisa kita hindari karena dengan berbuat baik nasib kita bisa berubah sesuai dengan perbuatan yang telah kita lakukan.
2.      Lebih mendekatkan diri pada Tuhan, dengan cara ini apa yang kita perbuat akan sesuai dengan jalan dan seturut dengan perintahnya. Penderitaan kita bisa berkurang jika selalu mendekatkan diri pada yang kuasa.
3.      Jalani hidup dengan optimis, dengan cara ini penderitaan dalam hidup kita akan segera berlalu karena adanya suatu motivasi dalam diri untuk mengakhiri segala penderitaan yang telah terjadi dalam hidup ini.













BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pada hakekatnya penderitaan dan manusia itu berdampingan bahkan penderitaan itu selalu ada pada setiap manusia karena penderitaan merupakain rangkaian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami penderitaan. Penderitaan itu dapat teratasi tergantung  bagaiaman seseorang menyikapi penderitaan tersebut. Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari penderitaan. Tidak semua penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya. Melainkan dengan penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa yang telah kita perbuat atau sebagai media untuk menginstropeksi diri. Karena penderitaan tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya. Agar manusia tidak mengalami penderitaan yang berat untuk itu manusia harus bisa menjaga sikap dan perilaku baik kepada sesama manusia, alam sekitar, maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan kita menjaga sikap dan perilaku antar sesama manusia, alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa, kita akan hidup dengan nyaman dan tentram tidak ada gangguan dari siapapun. Selain itu kita harus yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya.

B.     Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah khazanah pengetahuan, manfaat untuk kita semua. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.



DAFTAR PUSTAKA

Djoko Tri Prasetya dkk. 2000. Tanya Jawab Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Syukri Albani Nasution, Muhammad, dkk. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta : PT Raja Grafindo.

M. Habib Mustopo. 1988. Manusia dan Budaya Kumpulan Essay Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional.

Rrachman. 2013. IBD: Manusia dan Penderitaan https://rrachman.wordpress.com/2013/10/15/ibd-manusia-dan-penderitaan/ 16 September 2016

Mahisa Ajy Kusuma. 2011. 3 Siksaan Psikis dan Pengertian Kekalutan Mental. http://mahisaajy.blogspot.com/2011/02/3-siksaan-psikis-dan-pengertian.html/ 08 Oktober 2016

Vidyakansha Purnagita. 2014. Makalah Manusia dan Penderitaan. https://vidyakanshapurnagita.wordpress.com/2014/11/09/makalah-manusia-dan-penderitaan/ 08 Oktober 2016


Nur Amalia Fitriani. 2014. Ilmu Budaya Dasar 6: Manusia dan Penderitaan. https://nuramaliafitriani97.wordpress.com/2014/11/07/ilmu-budaya-dasar-6-manusia-dan-penderitaan/ 16 September 2016

Luphmama’s. 2011. BAB 3. Manusia dan Penderitaan. https://luphmama.wordpress.com/2011/05/29/bab-3-manusia-dan-penderitaan/ 09 Oktober 2016

Aisyah Tyas Maharani. 2013. Penderitaan Media Masa dan Seniman. [1] https://aisyahtyasmaharani.wordpress.com/2013/11/14/penderitaan-media-masa-dan-seniman/ 09 Oktober 2016




[1] Djoko Tri Prasetya dkk, Tanya Jawab Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), h.49
[2] Syukri Albani Nasution, Muhammad, dkk, Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), h.
[3] https://rrachman.wordpress.com/2013/10/15/ibd-manusia-dan-penderitaan/16 September 2016 9:13:01
[4] http://mahisaajy.blogspot.com/2011/02/3-siksaan-psikis-dan-pengertian.html/08 Oktober 2016 5:11:58
[5] https://vidyakanshapurnagita.wordpress.com/tag/kekalutan-mental/ 08 Oktober 2016 23:21:24
[6] https://rrachman.wordpress.com/2013/10/15/ibd-manusia-dan-penderitaan/16 September 2016 9:13:01
[7] https://aisyahtyasmaharani.wordpress.com/2013/11/14/penderitaan-media-masa-dan-seniman/ 09 Oktober 2016 11:02:22
[9] https://nuramaliafitriani97.wordpress.com/2014/11/07/ilmu-budaya-dasar-6-manusia-dan-penderitaan/16 September 2016 9:44:24
[10] https://luphmama.wordpress.com/2011/05/29/bab-3-manusia-dan-penderitaan/ 09 Oktober 2016 11:58:32

No comments:

Post a Comment