BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik
itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan memiliki caranya
sendiri untuk mengukur sebarapa kuat iman kepada-Nya. Hidup di duniapun tidak
selalu menderita, sedih, ataupun susah. Terkadang saat manusia terlalu terbuai
dengan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada
sehingga Tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita.
Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.
Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, terdapat beberapa hal
yang perlu di perhatikan, seperti :
1. Apa pengertian dari penderitaan ?
2. Apa pengertian siksaan ?
3. Apa pengertian kekalutan mental ?
4. Apa hubungan antara penderitaan dan perjuangan ?
5. Apa hubungan penderitaan, media massa, dan seniman ?
6. Apa penyebab timbulnya penderitaan ?
7. Apa pengaruh penderitaan ?
C. Tujuan
Berfokus pada rumusan masalah di atas, maka tujuan
pembuatan makalah ini yaitu untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian penderitaan
2. Untuk mengetahui pengertian siksaan
3. Untuk mengetahui pengertian kekalutan mental
4. Untuk mengetahui apa hubungan antara penderitaan dan perjuangan
5. Untuk mengetahui hubungan penderitaan, media massa, dan seniman
6. Untuk mengetahui sebab timbulnya penderitaan
7. Untuk mengetahui pengaruh penderitaan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan.[1]
Penderitaan
termasuk realitas dunia dan manusia. Penderitaan bisa bersifat lahir dan
bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda-beda. Manusia
dikatakan menderita apabila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup,
dan lain-lain. Penderitaan ada yang ringan dan ada yang berat. Suatu peristiwa
yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi
orang lain. Penderitaan juga merupakan teguran Tuhan kepada Umat-Nya agar
manusia sadar untuk tidak berpaling dari-Nya.
Penyebab munculnya penderitaan
antara lain sebagai berikut[2] :
1.
Penderitaan
yang muncul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan
muncul disebabkan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya baik
dengan antar sesama manusia ataupun dengan alam. Contohnya pada hubungan
bermasyarakat, ada kalanya di dalam bermasyarakat terdapat perbedaan pendapat
yang dapat menimbulkan perselisihan di antara satu dengan yang lainnya, hal ini
bisa saja mengakibatkan timbulnya rasa dengki, marah, bahkan saling menuduh
atau menjelek-jelekkan.
Ketidakharmonisan
dengan alam juga dapat membawa penderitaan. Contohnya yang terjadi saat ini,
yaitu bencana alam terjadi di mana-mana. Karena kesalahan manusia terhadap alam
lah yang membuat alam menjadi rusak dan tidak bersahabat lagi dengam manusia,
maka muncul lah penderitaan pada setiap orang yang terkena bencana alam.
2.
Penderitaan
yang muncul karena suatu penyakit atau siksaan.
Penderitaan dapat juga terjadi akibat
penyakit atau siksaan/azab dari Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme
dapat merupakan usaha untuk manusia mengatasi penderitaan itu.
Penderitaan bagi manusia akan menimbulkan dampak, di antaranya:
dapat berupa kekecewaan, duka, kesedihan, kekacauan hati dan pikiran. Tidak
dapat dipungkiri jika suatu penderitaan yang dialami oleh setiap orang, masih
banyak yang berpandangan bahwa penderitaan hanya membawa dampak buruk atau
pengaruh buruk bagi mereka.
Tanpa disadari jika mereka berusaha berpikir dan menggali makna
dari penderitaan tersebut sebenarnya memiliki suatu arti berupa pelajaran bagi
setiap individu tersebut. Jika individu yang
mengalami penderitaan mempunyai kepribadian yang sabar maka dampak yang
ditimbulkan akan membuat orang ini semakin tabah, ulet, dan menjadi energi
untuk bangkit dan menjadikan seseorang jauh lebih baik dari sebelumnya.
B.
Siksaan
Penderitaan
biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya. Siksaan atau penyiksaan
(Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit
untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukan
terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan
informasi, mendapatkan pengakuan palsu atau tujuan politik dapat disebut
sebagai penyiksaan.
Siksaan
dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan.
Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk
mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. [3]
Siksaan yang bersifat psikis yaitu :
1. Kebimbangan
Kebimbangan
memiliki arti tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan dipilih. Hal ini akan di alami oleh
seseorang apabila ia tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan diambil.
Lamanya kebimbangan ini dapat teratasi tergantung dari kekuatan berpikir
seseorang.
Akibat
dari kebimbangan seseorang berada pada keadaan yang tidak menentu sehingga ia
merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Tetapi bagi orang yang kuat
berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan
cepat dapat diatasi.
2. Kesepian
Kesepian dialami oleh seseorang
merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia dalam
lingkungan orang ramai. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari
siksaan yang dialami seseorang. Kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang
jangan terus menerus merasakan penderitaan batin, sebagai homo socius,
seseorang perlu kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat
mencari teman yang dapat diajak untuk berkomunikasi.
Pada umumnya orang yang
dapat dijadikan teman duka adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati
kesepian yang dialami oleh sahabatnya itu, selain mencari kawan,
seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan,khususnya yang
dapat bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu
dalam dirinya.
3. Ketakutan
Ketakutan
merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.
Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, dan sebenarnya
tidak ada perlunya maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki
satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain
sebagainya.
Sementara
pada orang yang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu.
Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang
walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya
psikis.
1.
Claustrophobia
dan Agoraphobia
Claustrophobia
adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah rasa
takut yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
2.
Gamang
Gamang
merupakan ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi.
3.
Kegelapan
Kegelapan
merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempatyang gelap
4.
Kesakitan
Kesakitan
merupakan ketakutan yang disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan
menimbulkan kesakitan.
5.
Kegagalan
Kegagalan
merupakan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan
mengalami kegagalan.
C.
Kekalutan Mental
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih
sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan
bertingkah laku secara kurang wajar.[5]
Gejala-gejala
permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
1.
Nampak
pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung.
2.
Nampak
pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah.
3.
Selalu
iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga
dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi
diri dan bunuh diri.
4.
Komunikasi
sosial putus.
5.
Kepribadian
yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan
merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis).
6.
Terjadinya
konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya
dengan lingkungan masyarakat.
Tahap-tahap ganggungan kejiwaan :
1.
Gangguan
kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun
rohaninya.
2.
Usaha
mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
pebenahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gangguanan kejiwaan
bila menghadapi persoalan, justru cepat memecahkan problemnya, sehingga tidak
menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan
atau memecahkan persoalan.
3.
Kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan.
4.
Krisis
ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita
penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5.
Dipicu
oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam
proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah.
Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang
terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal
dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
6.
Faktor
sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa,
misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial
baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak
tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak
dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya.
Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1.
Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani
atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang
bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya
dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang
melankolis.
2.
Terjadinya konflik sosial-budaya akibat
adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam
masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari
pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari
masa lalunya yang jaya.
3.
Cara pematangan batin yang salah dengan
memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting
sebagai overkompensasi dan tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting
sebagai rasa rendah diri yang lari ke alam fantasi.
D.
Penderitaan dan Perjuangan
Setiap
manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan.
Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu
terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu
semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia
adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan
yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi
penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati
penderitaan.
Penderitaan
dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia
hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan
juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap
hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha
mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Ar-ra’du ayat 11,
bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang
berusaha merubahnya.[6]
Apabila
kita memperhatikan membaca riwayat para pemimpin bangsa, orang-orang besar
dunia, sebagian kehidupannya dilalui penderitaan dan penuh perjuangan. Pemimpin
kita Bung Karno dan Bung Hatta berapa lama mendekam dalam penjara colonial
karena perjuangannya memerdekakan bangsa. Demikian juga pemimpin-pemimpin
kita yang lain, mengalami penderitaan, baik berat maupun ringan. Penderitaan
adalah bagian kehidupan seseorang.
Pembebasan
dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah
yang yang menentukan hasilnya.
E.
Penderitaan, Media Massa, dan Seniman
Penderitaan
pastilah semua orang pernah merasakannya. Namun semakin maju suatu zaman maka
kemungkinan penderitaannya juga akan semakin besar. Kemajuan teknologi juga
merupakan salah satu faktor penyebabnya yaitu seperti penciptaan bom atom,
reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan
sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Contoh sebab lain yang
menimbulkan penderitaan manusai adalah kecelakaan, bencana alam dan lain-lain.
Contohnya tenggelamnya kapal laut, meletusnya gunung berapi, tsunami dan
sebagainya bisa membuat manusia menderita karena bencana tersebut.
Berita
mengenai penderitaan manusia ramai mengisi lembaran koran, layar kaca dan
berbagai media informasi lainnya. Berita-berita tersebut ditayangkan dengan
tujuan agar semua orang mendapatkan informasi tentang dunia luar dan dapat ikut
bersimpati. Dengan demikian diharapkan dapat menggugah hati manusia untuk berbuat
sesuatu yaitu seperti memberikan bantuan. Bantuan yang datang bisa secara
perseorangan atau kelompok atau bisa juga dari sebuah organisasi tertentu.
Media
masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan
peristiwa-peristiwa penderitaan kepada masyarakat luas. Dengan demikian
masyarakat dapat dengan segera manusia dapat menentukan sikap yaitu untuk
bersimpati atau tidak. Selain itu komunikasi yang dilakukan para seniman
melalui karya juga tidak kalah pentingnya, sehingga para pembaca, penonton
dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.[7]
F.
Penderitaan dan Sebab-sebabnya
Apabila kita kelompokkan secara sederhana
berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat
diperinci sebagai berikut :
1.
Penderitaan yang timbul
karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena
perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib
buruk.[8]
2.
Penderitaan yang timbul karena penyakit,
siksaan / azab Tuhan
Penderitaan
juga dapat terjadi karena penyakit, siksaan / azab Tuhan. Kesabaran, tawakal
dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
G.
Pengaruh Penderitaan
Setiap
penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh baik positif maupun
negatif.[9]
1. Pengaruh Negatif
Orang yang mengalami
penderitaan mungkin memperoleh pengaruh bermacam- macam sikap dalam dirinya.
Sikap yang timbul dapat berupa sikap negative, misalnya penyesalan karena tidak
bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri.
2. Pengaruh Positif
Orang yang mengalami
penderitaan mungkin juga akan memperoleh sikap positif dalam dirinya. Sikap
positif adalah sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan
hanya rangkaian penderitaan, melaikan juga perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan. Penderitaan juga bisa menjadi introspeksi diri bagi diri kita agar
bisa mengoreksi semua kesalahan yang ada dalam diri kita agar kehidupan kita
jauh lebih baik.
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini
dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para
pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa
kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat
dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan
dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai.
H. Cara
Mengatasi Penderitaan
Penderitaan
yang sudah menjadi takdir atau pun nasib kita sebenarnya bisa kita hindari
karena yang membuat hidup kita menderita adalah perbuatan yang kita lakukan. Penderitaan
bisa kita atasi dengan cara[10] :
1. Memulai sesuatu hal dengan hal yang baik, dengan cara ini
penderitaan bisa kita hindari karena dengan berbuat baik nasib kita bisa
berubah sesuai dengan perbuatan yang telah kita lakukan.
2. Lebih mendekatkan diri pada Tuhan, dengan cara ini apa yang kita
perbuat akan sesuai dengan jalan dan seturut dengan perintahnya. Penderitaan
kita bisa berkurang jika selalu mendekatkan diri pada yang kuasa.
3. Jalani hidup dengan optimis, dengan cara ini penderitaan dalam
hidup kita akan segera berlalu karena adanya suatu motivasi dalam diri untuk
mengakhiri segala penderitaan yang telah terjadi dalam hidup ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hakekatnya penderitaan dan manusia itu berdampingan bahkan penderitaan
itu selalu ada pada setiap manusia karena penderitaan merupakain rangkaian dari
kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami penderitaan. Penderitaan itu
dapat teratasi tergantung bagaiaman seseorang menyikapi penderitaan
tersebut. Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari penderitaan.
Tidak semua penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh buruk bagi
orang yang mengalaminya. Melainkan dengan penderitaan kita dapat mengetahui
kesalahan apa yang telah kita perbuat atau sebagai media untuk menginstropeksi
diri. Karena penderitaan tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya. Agar
manusia tidak mengalami penderitaan yang berat untuk itu manusia harus bisa
menjaga sikap dan perilaku baik kepada sesama manusia, alam sekitar, maupun
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan kita menjaga sikap dan perilaku antar
sesama manusia, alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa, kita akan hidup dengan
nyaman dan tentram tidak ada gangguan dari siapapun. Selain itu kita harus
yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas
kemampuan umatnya.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan dapat menambah khazanah pengetahuan, manfaat untuk kita
semua. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Djoko Tri Prasetya dkk. 2000. Tanya
Jawab Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Syukri Albani
Nasution, Muhammad, dkk. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta : PT
Raja Grafindo.
M. Habib
Mustopo. 1988. Manusia dan Budaya Kumpulan Essay Ilmu Budaya Dasar.
Surabaya: Usaha Nasional.
Rrachman. 2013.
IBD: Manusia dan Penderitaan https://rrachman.wordpress.com/2013/10/15/ibd-manusia-dan-penderitaan/
16 September 2016
Mahisa Ajy
Kusuma. 2011. 3 Siksaan Psikis dan Pengertian Kekalutan Mental. http://mahisaajy.blogspot.com/2011/02/3-siksaan-psikis-dan-pengertian.html/
08 Oktober 2016
Vidyakansha Purnagita.
2014. Makalah Manusia dan Penderitaan. https://vidyakanshapurnagita.wordpress.com/2014/11/09/makalah-manusia-dan-penderitaan/ 08 Oktober 2016
Nurul Aziza. 2011. Penderitaan dan Sebab-sebabnya.
http://ululaziza.blogspot.com/2011/06/penderitaan-dan-sebab-sebabnya.html
09 Oktober 2016
Nur Amalia Fitriani. 2014. Ilmu Budaya Dasar 6:
Manusia dan Penderitaan. https://nuramaliafitriani97.wordpress.com/2014/11/07/ilmu-budaya-dasar-6-manusia-dan-penderitaan/ 16 September 2016
Luphmama’s. 2011. BAB 3. Manusia dan Penderitaan.
https://luphmama.wordpress.com/2011/05/29/bab-3-manusia-dan-penderitaan/ 09 Oktober 2016
Aisyah Tyas Maharani. 2013. Penderitaan Media Masa dan
Seniman. [1]
https://aisyahtyasmaharani.wordpress.com/2013/11/14/penderitaan-media-masa-dan-seniman/
09 Oktober 2016
[1] Djoko Tri
Prasetya dkk, Tanya Jawab Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2000), h.49
[2] Syukri Albani
Nasution, Muhammad, dkk, Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada), h.
[3] https://rrachman.wordpress.com/2013/10/15/ibd-manusia-dan-penderitaan/16
September 2016 9:13:01
[4] http://mahisaajy.blogspot.com/2011/02/3-siksaan-psikis-dan-pengertian.html/08
Oktober 2016 5:11:58
[5]
https://vidyakanshapurnagita.wordpress.com/tag/kekalutan-mental/ 08 Oktober
2016 23:21:24
[6]
https://rrachman.wordpress.com/2013/10/15/ibd-manusia-dan-penderitaan/16
September 2016 9:13:01
[7]
https://aisyahtyasmaharani.wordpress.com/2013/11/14/penderitaan-media-masa-dan-seniman/
09 Oktober 2016 11:02:22
[8] http://ululaziza.blogspot.com/2011/06/penderitaan-dan-sebab-sebabnya.html 09 Oktober 2016 11:22:43
[9] https://nuramaliafitriani97.wordpress.com/2014/11/07/ilmu-budaya-dasar-6-manusia-dan-penderitaan/16
September 2016 9:44:24
[10]
https://luphmama.wordpress.com/2011/05/29/bab-3-manusia-dan-penderitaan/ 09
Oktober 2016 11:58:32
No comments:
Post a Comment